Minggu, 19 September 2010

Rintik Mazmumah

rintik mazmumah

Mekar bunga senyuman
manis sekuntum iman
angin berbisik memuji
mendesir rasa suka
saat debunga terbang
memanfaatkan yang lain
kelopak hikmah mu bertaburan
cacat rupa akhirnya

Sekolam hati tenang
dalam dingin air
di aliran ukhwah
sesekali di percik rintik
berkocak murka
disapa renyai
basah seketika

Damai selaut rasa
Walau di isi air banyak
yang mungkin bisa melemaskan
dan masin yang tidak tertelankan
juga bisa memedihkan
ia masih beralun tenang
Saat gigi pantai di sapa baki ombak kata
berbuih putih bersih
terbawakan sekali butir suci
pepasir keikhlasan
tembok redhaNya terhakis

Awan berarakan
sesaat ia tampak garangnya
gelita
rintikan mazmumah di hati
mengocak
tampak hitam pekat jelas
namun kabur di pandangan mata

Petuah dari Orang Bijak…..

“Rasulullah senantiasa berwajah ceria, beliau pernah besabda, “Janganlah terlalu membebani jiwamu dengan segala kesungguhan hati. Hiburlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu, sebab bila hati terus dipaksakan memikul beban-beban yang berat, ia akan menjadi buta”

“Jika Allah menahan pemberian-Nya padamu, maka pahamilah bahwa itu adalah suatu (kemuliaan) untukmu selama kau pertahankan keislaman dan keimananmu, higga segenap apa yang dilakukan Allah kepada dirimu menjadi karunia pula kepadamu”.(Ibnu Athaillah)

“Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenarnya”. (QS. Al-Mu’minuun:115-116)

“Jangan tunggu termotivasi baru berbuat. Berbuatlah! Niscaya Anda akan termotivasi.” (Satria Hadi Lubis)

“Berbahagialah orang yang bisa menahan pandangan dan lisannya. Karena pandangan dan lisan yang tidak terjaga, selain mengotori hati juga akan lebih menjerumuskan dalam perbuatan dan perkataan. Minimal sia-sia dan maksimalnya maksiat. Kemampuan menahan lisan Insya Allah akan lebih banyak membawa keselamatan dibandingkan dengan orang-orang yang banyak bicara. Mereka banyak berpeluang tergelincir dengan kata-katanya, berlumur dosa. Minimal menjadi malu.” (Aa Gym)

“Sering terjadi pada umur yang panjang masanya, tapi sedikit manfaatnya. Ada pula umur yang pendek waktunya, tapi panjang manfaatnya.” (Ibnu Athaillah, Al Hikam)

“Kebiasaan berterimakasih dengan tulus dan sungguh-sungguh adalah ciri orang yang rendah hati, karena orang yang sombong amat berat untuk mengakui kebaikan orang lain.” (Aa Gym)

“Seorang hamba justru bisa menjadi sangat sibuk merasakan kasih sayang-Nya, saat ia menghadapi penderitaan yang berat. Dia berpikir seperti itu karena yakin bahwa itu adalah pilihan terbaik yang ditetapkan Allah kepadanya.” (Ibnul Qayyim)

“Bahwa orang bisa baik pada orang lain dalam keadaan tidak mempunyai masalah ini adalah wajar/biasa, tetapi orang yang benar-benar bisa dikatakan baik adalah apabila orang tsb mempunyai masalah terhadap orang lain, sikapnya Bijaksana”

Orang-orang yang menafkahkankan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhan-nya, Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.al-Baqarah: 274)

“Di hariku yang mana aku dapat melarikan diri dari maut? Di hari yang tidak ditakdirkan? atau, di hari yang ditakdirkan? Hari yang tidak ditakdirkan, aku tidak kuatir terhadapnya. Dan dari hari yang ditakdirkan, sikap kuatir tidaklah menyelamatkan”
(Ali bin Abi Thalib)

Kebaikan tidak ditentukan oleh perbuatan-perbuatan baik melainkan oleh kualitas kebaikan yang meraja dalam hati kita.

Qais bin Ahmad, seorang arif bijak, berkata, “Dunia itu ketika sedang menghadapimu, dia memberimukebaikan orang lain, dan apabila sedang membelakangimu, dia mencabut darimu segala kebaikanmu.”

Rasulullah saw bersabda, “Waspadalah terhadap perbuatan kezaliman karena kezaliman adalah kegelapandi hari kiamat. Jauhilah kekikiran karena kekikiran telah membinasakan orang-orang sebelum kamu, mengantarkan mereka kepada pertumpahan darah di antara mereka dan menghalalkan segala cara.”
(HR Muslim dari Jabir bin Abdullah r.a)
Tuntutlah ilmu, tetapi tidak melupakan ibadah, dan kerjakanlah ibadah, tetapi tidak melupakan ilmu (Hasan al-Bashri

Kekayaan akan menguburkan engkau jika engkau menjunjungnya di kepalamu dan melekatkannya di hatimu.

Sungguh sedikit mereka yang melihat dengan mata mereka sendiri dan merasakan dengan hati mereka sendiri”. (Albert Einstein

“Rasulullah menjelaskan, tatkala ditanya oleh seorang sahabat, ‘Wahai Rasulullah, apakah itu ghibah?’ Lalu jawab Baginda, ‘Menyebut sesuatu yang tidak disukai oleh saudaramu di belakangnya!’ Kemudian Baginda ditanya lagi, ‘Bagaimana sekiranya apa yang disebutkan ltu benar?’ jawab Baginda, ‘Kalau sekiranya apa yang disebutkan itu benar, maka itulah ghibah, tetapi jika sekiranya perkara itu tidak benar, maka engkau telah melakukan buhtan (pembohongan besar)’.” (Hadis riwayat Muslim, Abu Daud dan At-Tarmizi)

“Banyak bersikap diam adalah keindahan yang menghiasi orang yang berakal dan rahasia yang menutup-nutupi orang bodoh” (Ulama)

“Janganlah kamu sekalian memperbanyak bicara selain berdzikir kepada Allah, sesungguhnya memperbanyak perkataan tanpa dzikir kepada Allah akan mengeraskan hati, dan sejauh-jauh manusia adalah yang hatinya keras.” (HR. Turmudji)

“Orang yang jahat akan melihat dosa-dosanya seperti lalat yang hinggap di hidungnya, dengan santai dapat diusirnya hanya dengan mengibaskan tangan. Adapun seorang mukmin melihat dosa-dosanya bagaikan duduk di bawah kaki gunung yang siap menimpanya”.
(HR. Al-BUkhari)

Sahabat adalah dorongan ketika engkau hampir berhenti, petunjuk jalan ketika engkau tersesat, membiaskan senyuman sabar ketika engkau berduka, memapahmu saat engkau hampir tergelincir dan mengalungkan butir-butir mutiara doa pada dadamu…Ikhwan and akhwat…moga hati kita dipertautkan karena-Nya

“Orang-orang yang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi”. (Ernest Newman)

Tiap-tiap amalan (perbuatan) ada balasannya. Karena itu, waspadalah terhadap akibat dari perbuatan anda. (Ulama)

“Banyak bersikap diam adalah keindahan yang menghiasi orang yang berakal dan rahasia yang menutup-nutupi orang bodoh” (Ulama)

“Syekh Ibnu Taimiyah berkata, “Dengan sabar dan yakin, kepemimpinan (imamah) dalam keagamaan bisa diraih”

Bersabarlah kepada setiap orang, tetapi lebih bersabarlah kepada dirimu sendiri. Janganlah gelisah karena ketidaksempurnaanmu, dan bangunlah selalu dengan perkasa dari suatu kejatuhan.

“Niat untuk selalu tampak indah dan menarik adalah suatu kewajaran, namun Allah Maha Mengetahui apa-apa yang melintas di hati kita, apabila niat kita tergelincir ke dalam kemaksiatan dan kesia-siaan bisa jadi Allah akan memberikan jalan terbukanya bencana bagi kita, oleh karenanya bersungguh-sungguhlah berniat hanya untuk menggapai ridha Allah.” (Aa Gym)

“Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak”.(Ali bin Abi Thalib)

Rencana jahat apabila terdapat pada diri seseorang maka akan kembali akibatnya kepadanya.”Rencana jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri.” (Faathir: 43)

“Hendaknya kita mengukur ilmu bukan dari tumpukan buku yang kita habiskan. Bukan dari tumpukan naskah yang kita hasilkan. Bukan juga dari penatnya mulut dalam diskusi tak putus yang kita jalani. Tapi…dari amal yang keluar dari setiap desah nafas kita”.(Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah)

?Setiap amal itu ada masa semangatnya, dan pada setiap masa semangat itu ada masa futur (bosan). Barangsiapa yang ketika futur tetap berpegang kepada sunnahku, maka sesungguhnya ia telah memperoleh petunjuk dan barangsiapa yang ketika futur berpegang kepada selain sunnahku, maka sesungguhnya ia telah tersesat.?
(HR al-Bazaar)

“Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu kebahagiaan yg lain akan terbuka. tetapi acapkali kita hanya terpaku terutama pada pintu yg tertutup sehingga kita tidak melihat pintu lain yg dibukakan untuk kita”.(Anonymous)

Setiap orang yang kita jumpai dalam hidup membawa suatu misi mengajar kita sesuatu yang baru.

Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang paling aku benci dan yang paling jauh majelisnya dari aku pada hari kiamat adalah orang yang banyak omong, yang membuat dan bicara seenaknya, serta yang menyombongkan diri (angkuh).”
(HR Ahmad, Ibnu Hibban, Abu Nuaim)

“Orang-orang yang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi”. (Ernest Newman)

“Kadang hati menganggap biasa untuk rasa manis, karena ia cenderung pada kenikmatan.Berbeda dengan pahit, rasa itu begitu cepat dominan buat lidah hati. Seolah tidak pernah ada rasa manis sebelum pahit, semuanya menjadi sangat pahit.”(anonymous)

Tiap-tiap amalan (perbuatan) ada balasannya. Karena itu, waspadalah terhadap akibat dari perbuatan anda. (Ulama)

Sifat mengampuni berarti mau menerima kesalahan orang lain sebagaimana Anda mengharapkan orang lain menerima kekurangan Anda.

Utsman bin Affan r.a. berkata, “Barang siapa hidupnya dalam keseimbangan dunia dan akhirat, dia disenangi Allah; barangsiapa meninggalkan perbuatan dosa, dia disenangi oleh para malaikat; dan barang siapa meninggalkan keserakahan terhadap kaum muslimin, dia dicintai mereka.”

“Ketahuilah bahwa dalam jasad ini ada segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya, dan apabila ia jelek maka jeleklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati”.(HR. Bukhari dan Muslim)

“Sering terjadi pada umur yang panjang masanya, tapi sedikit manfaatnya. Ada pula umur yang pendek waktunya, tapi panjang manfaatnya.” (Ibnu Athaillah, Al Hikam)

Hanya dengan berpikir positif tentang diri kita dan kejadian-kejadian yang terjadi dalam hidup kita, kita dapat menjadi periang dan sehat.

“Tampilkanlah dengan sesungguhnya sifat-sifat kekuranganmu, niscaya Allah menolongmu dengan sifat-sifat kesempurnaan-Nya. Bersungguh-sungguhlah dengan kehinaanmu, niscaya Ia menolongmu dengan kemuliaan-Nya. Bersungguh-sungguhlah dalam ketidakberdayaanmu, niscaya Ia menolongmu dengan daya dan kekuatan-Nya.” (Ibnu Athailah

“Demi Tuhan yang diriku berada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya seseorang telah datang pada hari kiamat dengan amal-amal saleh yang bila diletakkan di atas gunung maka ia akan memberatinya. Lalu bangkitlah salah satu nikmat dari nikmat-nikmat Allah, maka nikmat itu hampir saja menghabiskan semua amal saleh orang tadi, kalau saja Allah tidak mengaruniakan kepadanya rahmat-Nya.”(HR. al-Mundziry)

“Jalan cinta selalu melahirkan perubahan besar dg cara yg sangat sederhana. Karena ia menjangkau pangkal hati secara langsung darimana segala perubahan dalam diri seseorang bermula. Bahkan ketika ia menggunakan kekerasan, cinta selalu mengubah efeknya, dan seketika ia berujung haru” (M. Anis Matta)

Kekayaan akan menguburkan engkau jika engkau menjunjungnya di kepalamu dan melekatkannya di hatimu.

Iri hati dan dengki merupakan dosa dan sekaligus akar yang menumbuhkan dosa-dosa lain.

“Do’a seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah do’a yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakilnya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tsb berkata aamin dan engkaupun mendapatkan apa yang dia dapatkan”(HR Muslim)

“Orang mukmin itu pemimpin atas dirinya. Sesungguhnya ringanlah hisab atas suatu kaum yang menghisab dirinya di dunia.Dan sesungguhnya sukarlah hisab pada hari kiamat atas suatu kaum yang mengambil persoalan ini tanpa hisab” (Hasan Al Bashri)

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya, Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (al-Baqarah: 286)

Luqman al-Hakiim berkata, “Wahai anakku, barangsiapa suka berbohong, ia telah kehilangan air mukanya (malunya), dan siapa yang buruk akhlaknya akan banyak susahnya. Memindahkan batu yang besar lebih mudah daripada memberi pemahaman kepada orang yang bodoh.”

Jika engkau menaklukkan dirimu dalam hal-hal kecil, sesungguhnya engkau melatih kemauanmu untuk menjadi batu karang yang kukuh dan menjadi tuan atasmu.

“Cinta itu indah, karena ia bekerja dalam ruang kehidupan yg luas, dan inti pekerjaannya adalah memberi. Memberi apa saja yg diperlukan oleh org2 yg kita cintai utk tumbuh menjadi lebih baik dan berbahagia karenanya” (Anis Matta)

Rencana jahat apabila terdapat pada diri seseorang maka akan kembali akibatnya kepadanya.”Rencana jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri.” (Faathir: 43)

Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang kehidupannya seperti orang-orang Badui(bukan madani), dia mengisolasi dirinya. Barangsiapa yang kehidupannya dari berburu, dia tergolong orang yang lalai.” HR Abu Dawud dan Ahmad

Segala upaya yang dibangun dengan keikhlasan dan kerja keras, tidak terluputkan dari sikap dengki dan cemoohan orang lain yang memang terjangkiti penyakit dengki, namun apabila kita yakin hanya kepada Allah, maka Allah akan senantiasa menolong hamba-hambaNya yang ikhlas berjuang.” (Aa Gym)

Apa saja musibah yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. (asy-Syuura: 30) Apa saja bencana yang menimpamu maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. an-Nisaa: 79)

Cara terbaik untuk menghilangkan musuh-musuhmu adalah dengan mencintai mereka.

“Amal apakah yg paling dicintai Allah?” Rasulullah berkata,”yg dikerjakan secara tetap walaupun sedikit.” Sabdanya lagi,”Lakukanlah amal perbuatan yang sanggup kamu lakukan” (HR. Bukhori)

“Akar dari kesalahan itu ada tiga. Pertama, kesombongan. Itulah yang menyebabkan iblis mengalami apa yang ia alami. Kedua, keserakahan, dan itulah yang mengeluarkan Adam dari Surga. Ketiga, kedengkian, dan itulah yang menjadikan salah satu anak Adam membunuh saudaranya. Maka barangsiapa berlindung dari keburukan tiga akar kesalahan itu, sesungguhnya ia telah melindungi dirinya dengan sebenar-benarnya. Karena kekafiran itu bersumber dari kesombongan. Karena kemaksiatan itu sumbernya keserakahan. Sedang kezhaliman itu sumbernya kedengkian.” (Ibnu Qoyyim)

Barangsiapa mengerjakan amal saleh, itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan, itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan
al-Jaatsiyah : 15

“Pergunakan lima peluang sebelum datang yang lima: Masa muda sebelum tiba masa tua, masa sehat sebelum tiba masa sakit, masa lapang sebelum tiba masa sibuk, masa kaya sebelum tiba masa miskin, dan masa hidup sebelum tiba masa mati” (Al-hadits)

Meletakkan perhatian pada kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan diri sendiri sama seperti berpegang erat pada tangkai berduri.

“Hendaklah engkau menjadi orang yang berilmu atau yang belajar atau mendengar ilmu, dan janganlah engkau menjadi orang ke empat yakni yang tidak termasuk salah seorang dari kelompok orang di atas agar engkau tidak binasa.” (Abu Darda)

Sungguh beruntung bagi siapapun yang mampu menata qolbunya menjadi bening, jernih, bersih, dan selamat. Sungguh berbahagia dan mengesankan bagi siapapun sekiranya memiliki qolbu yang tertata, terpelihara, dan terawat dengan sebaik-baiknya. Karena selain senantiasa akan merasakan kelapangan, ketenangan, ketenteraman, kesejukkan, dan indahnya hidup di dunia ini, pancaran kebeningan hati pun akan tersemburat pula dari indahnya setiap aktivitas yang dilakukan.? (AA Gym)

“Kebajikan yang ringan adalah menunjukkan muka berseri-seri dan mengucapkan kata-kata yang lemah lembut”(Umar bin Khattab)

?Semakin banyak yang kita benci dan kita musuhi, berarti kita telah menelantarkan waktu, tenaga, pikiran, dan kebahagiaan kita untuk memikirkan orang yang tidak kita sukai. Sungguh rugi!? (AA Gym)

Insya Allah jikalau hidup kita penuh manfaat dengan tulus ikhlas, maka kebahagiaan dalam bergaul dengan siapapun akan terasa nikmat, karena tidak mengharapkan sesuatu dari orang lain melainkan kenikmatan kita adalah melakukan sesuatu untuk orang lain. Semata karena Allah SWT.?(AA Gym)

Keuntungan hakiki adalah keuntungan yang tidak hanya menguntungkan diri pribadi, tapi juga menguntungkan sebanyak mungkin hamba-hamba Allah lainnya. Usahakanlah apa yang menjadi nikmat tidak menjadi musibah bagi orang lain.” (Aa Gym)

Mata adalah penuntun, dan hati adalah pendorong dan penuntut. Mata memiliki kenikmatan pandangan dan hati memiliki kenikmatan pencapaian. Keduanya merupakan sekutu yang mesra dalam setiap tindakan dan amal perbuatan manusia, dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain.

Bersukacitalah atas keberhasilanmu sendiri, tetapi bersyukurlah kepada Alloh SWT bila seseorang yang lain lebih berhasil dari engkau.

“Minta tolonglah kepada Allah dan janganlah menjadi lemah. Jika engkau ditimpa sesuatu maka janganlah mengatakan: ‘Seandainya aku mengerjakan begini maka akan menjadi begitu!’. Tetapi katakanlah: ‘itu semua adalah takdir Allah, apa yang dikehendaki-Nya dikerjakan-Nya’. Sebab kalimat ‘Seandainya…’itu akan membuka pintu buat setan”.(Al-Hadits)

Ode to the Young at Heart

The young at heart enter this world to dream and wonder why. They walk a path that sees them cross God’s bridges to the sky. With smiles and tears they overcome the trials along the way. With hopes and dreams they build a world of future’s brighter day. Their hearts ignite the flames of love that burn away the dross in hearts of those obsessed with pain and burdened down with loss, Of those who fail to find the paths that lead from worldly stress, Of those who fail to find the ways in which we’ve all been bless’d. So young at heart will be the ones who shine a brighter light, that clarifies the sullied truth and dignifies the fight. To guide the lost, to help the poor, to shelter those too weak; through efforts great, through sacrifice to gain the good they seek. and burn up utterly thoughts and fine expressions. ~ Imam Zaid Shakir

Uzlah ke Medan Perenungan: Mutiara Ibnu ‘Atthailah

3275262719_98b41ede8f.jpg

Salah satu tanda bergantung pada amal adalah

berkurangnya harapan tatkala gagal.

Keinginanmu untuk lepas dari urusan duniawi,

padahal Allah membekalimu dengan sarana penghidupan,

adalah syahwat yang samar.

Sedangkan keinginanmu untuk mendapatkan sarana penghidupan,

padahal Allah telah melepaskanmu dari urusan duniawi,

adalah suatu kemunduran dari cita-cita yang luhur.

Menggebunya semangat tak akan mampu menerobos benteng takdir.

Istirahatkan dirimu dari mengatur urusanmu,

karena segala yang telah diurus oleh “Selainmu”,

tak perlu engkau turut mengurusnya.

Kesungguhanmu mengejar apa yang sudah dijamin untukmu

dan kelalaianmu melaksanakan apa yang dituntut darimu,

adalah bukti dari rabunnya mata batinmu.

Tertundanya pemberian setelah engkau mengulang-ulang permintaan,

janganlah membuatmu berpatah harapan.

Allah menjamin pengabulan sesuai dengan apa yang Dia pilih buatmu,

bukan menurut apa yang engkau pilih sendiri,

dan pada saat yang Dia kehendaki,

bukan pada waktu yang engkau ingini.

Tak terjadinya sesuatu yang dijanjikan, padahal waktunya telah tiba,

janganlah sampai membuatmu ragu terhadap janji Allah itu. Supaya,

yang demikian tidak mengaburkan pandangan mata batinmu

dan memadamkan cahaya relung hatimu.

Jika Allah membukakan pintu makrifat bagimu,

jangan hiraukan mengapa itu terjadi sementara amalmu amat sedikit.

Allah membukakannya bagimu hanyalah karena

Dia ingin memperkenalkan Diri kepadamu.

Tidakkah engkau mengerti;

bahwa makrifat itu adalah anugerah-Nya kepadamu,

sedangkan amal adalah pemberianmu?

Maka betapa besar perbedaan

antara persembahanmu kepada Allah

dan karunia-Nya kepadamu!

Amal itu kerangka yang mati,

dan ruhnya ialah keikhlasan yang ada padanya.

Amal itu beragam

lantaran beragamnya keadaan yang menimpa hati.

Pendamlah wujudmu dalam “tanah” tak dikenal,

karena sesuatu yang tumbuh

dari benih yang tak ditanam (terlebih dahulu),

buahnya tiada sempurna.

Bagaimana hati dapat bersinar

sementara gambar dunia terlukis dalam cerminnya?

Atau, bagaimana hati bisa berangkat menuju Allah

kalau ia masih terbelenggu dengan syahwatnya?

Atau, bagaimana hati akan antusias menghadap ke hadirat Allah

bila ia belum suci dari “janabah” kelalaiannya?

Atau, bagaimana hati mampu memahami kedalaman misteri gaib

padahal ia belum bertobat dari kesalahannya?

Tiada yang berguna bagi kalbu

sebagaimana uzlah untuk memasuki medan perenungan.

……

Ibnu ‘Atthailah as-Sakandari

Kitab Al-Hikam: Rampai Hikmah Ibnu ‘Atthailah